Strategi Omnichannel Kunci Sukses Pemasaran di Era Generasi Z
Sumber: Pinterest |
SERBATAU -
Dalam era bisnis yang terus berubah, keberadaan Generasi Z sebagai konsumen
dominan menuntut adaptasi strategi pemasaran yang lebih inovatif dan
terintegrasi. Melalui pendekatan omnichannel, bisnis dapat menghadirkan
pengalaman yang konsisten dan menarik bagi Generasi Z yang terbiasa dengan
dunia digital. Artikel ini akan menjelajahi konsep strategi omnichannel dan
penerapannya dalam meraih kesuksesan dalam menjangkau dan memenuhi kebutuhan
pasar Generasi Z yang dinamis.
OMNICHANNEL MARKETING FOR
GEN Z
Dalam era
bisnis saat ini, strategi pemasaran omnichannel menjadi krusial, terutama dalam
menjangkau Generasi Z. Sebelumnya, ada tiga konsep penting dalam pemasaran:
- Marketing
untuk Dikenal (To be known)
Pemasaran
untuk dikenal menekankan pentingnya membuat produk atau merek dikenal oleh
calon pelanggan. Ini melibatkan strategi untuk meningkatkan kesadaran atau
awareness tentang produk atau merek tersebut di pasar. Contoh dari strategi ini
adalah iklan di media massa, sponsor acara besar, atau kampanye pemasaran
daring yang luas.
- Selling
untuk Dibeli (To Buy)
Selling
untuk dibeli mencakup langkah-langkah konkret untuk mendorong calon pelanggan
untuk melakukan pembelian. Ini termasuk strategi seperti promosi penjualan,
diskon, atau program loyalitas pelanggan. Contoh nyata bisa berupa penawaran
beli satu gratis satu, diskon besar-besaran saat hari-hari besar, atau insentif
untuk pembelian berulang.
- Branding
untuk Diingat (To remember)
Branding
untuk diingat berfokus pada menciptakan citra yang kuat dan positif tentang
produk atau merek di benak pelanggan. Ini melibatkan upaya untuk membangun
hubungan emosional dengan pelanggan dan menciptakan kesan yang tahan lama.
Contoh bisa berupa kampanye iklan yang kreatif, kehadiran merek yang kuat di
media sosial, atau kemitraan dengan selebriti atau tokoh terkenal.
Value Mapping
Langkah
pertama dalam pemasaran adalah memetakan nilai produk. Ini melibatkan
pengidentifikasian keunikan, keistimewaan, dan keunggulan produk yang akan
disampaikan kepada pelanggan.
Kaidah STP
Setelah nilai
produk dipahami, langkah selanjutnya adalah menerapkan kaidah STP:
Segmentation, Targeting, Positioning.
Segmentation
Apa itu
segmentation? Pengelompokan berdasarkan karakteristiknya
Saumpama
segmentasi bisa di lihat dari karateristik demografi seperti kelamin, pria,
wanita.
Bisa juga
dengan Umur seperti kelompok anak, kelompok remaja, dewasa, dewasa muda, dewasa
tua. Bisa juga segmentasi pasar dengan sisi geografi seperti yang tinggal di
kota, didesa, di luar negeri jadi lebih ke lokasi. Yang selanjutnya yaitu
segmentasi berdasarkan psikografi, yaitu pemasaran berdasarkan ideology, kesukaan.
Pada intinya
segmentesi itu yaitu kita membuat kelompok kelompok customer berdasarkan
karakteristiknya.
Targeting
Dari berbagai
karakteristik tadi kita pilih atau bidik, saumpama segmen perempuan yang dewasa
muda yang tinggal di kota dan yang mempunyai kebiasaan traveling. Nah inilah
targeting, proses memilih pasar mana yang akan kita bidik
Positioning
Positioning
ini berkaitan dengan branding produk kita, jadi ini sebuah proses kita
menetapkan bagaimana produk dapat di kenal konsumen.
Contoh:
Wardah, jika membicarakan wardah berarti identik dengan skincare, identik
dengan perempuan. Nah perempuan yang bagaimana? Nah inilah positioning.
Evolusi Marketing
Dalam
pendekatan kepada konsumen dengan kaidah STP tadi, kita juga bisa menggunakan evolusi
marketing. Mulai dari marketing 1.0 sampai 5.0
1. Marketing
1.0
Berfokus ke
unggulan produk, contoh: parfum ini wanginya tahan lama, harga murah
2. Marketing
2.0
Berfokus ke
prilaku. Contohnya: parfum ini cocok untuk yang suka traveling, parfum ini bisa
bikin pasangan tambah melekat
3. Marketing
3.0
Startegi
marketing yang di asosiasikan dengan figure atau nilai tertentu. Contoh: ini
parfumnya para pengusaha, ini parfumnya raffi ahmad, produk ini ramah
lingkungan
4. Marketing
4.0
Menggunakan
teknologi digitalisasi dan internet, contohnya seperti marketplace
5. Marketing
5.0
Gabungan dari
marketing 3.0 dan 4.0 yang dimana teknologi digunakan untuk mengetahui trend,
keinginan, dan kebutuhan customer.
Selling
Dalam langkah
penjualan, ada tiga tahap penting:
- Perbanyak Calon Customer
- Jadikan Calon Customer Menjadi
Pembeli
- Meningkatkan Frekuensi dan Volume
Pembelian Customer Loyal
Branding
Branding
adalah cara untuk memperkuat citra produk di benak pelanggan. Ini melibatkan
penciptaan hubungan emosional dan kesan yang tahan lama. Contohnya, melalui
kampanye iklan kreatif atau kehadiran merek yang kuat di media sosial. Dan juga bisa melibatkan influencer atau content creator untuk memperkenalkan produk kita, karena mereka memiliki authority yang tinggi sehingga sangat memberikan pengaruh besar terutama ke kalangan Gen Z yang paling banyak aktif di media sosial.
Omnichannel Marketing
Omnichannel
marketing menekankan integrasi berbagai saluran pemasaran untuk memberikan
pengalaman yang konsisten kepada pelanggan. Ini penting mengingat Generasi Z
adalah generasi yang hidup dalam dunia digital.
Contoh Omnichannel yang
Sukses
Contoh
kesuksesan omnichannel dapat dilihat dari platform-platform seperti Gojek dan
Shopee, yang berhasil menjangkau pelanggan melalui berbagai saluran dengan
keterlibatan aktif.
Tanya Jawab:
1.
Apakah
setiap bisnis harus menerapkan omnichannel?
Meskipun
tidak wajib, namun strategi omnichannel telah menjadi keharusan dalam dunia
bisnis saat ini.
2.
Bagaimana
cara melatih tim pemasaran untuk menerapkan omnichannel? Penting untuk menanamkan mindset
bahwa strategi omnichannel adalah kunci bertahan dalam persaingan bisnis yang
semakin ketat.
Dengan
memahami dan mengimplementasikan konsep-konsep tersebut, perusahaan dapat
membangun strategi pemasaran yang efektif dan berdaya saing tinggi, khususnya
dalam menjangkau Generasi Z yang semakin dominan di pasar.
Posting Komentar